Terlihat banyak kertas bertebaran yang memenuhi ruang itu, bersama tujuh orang gadis yang duduk di antaranya. Masing-masing terlihat sedang berkutik dengan kertas-kertas tersebut. Dua ribu sebelas. Kala itu mereka sedang membuat laporan praktikum Ekologi, laporan yang dulu selalu terkenal menyeramkan, tak tahu kalau sekarang. Laporan tulis tangan yang hasilnya bisa sampai sekitar 60-an lembar yang harus selesai dalam waktu singkat. Alhasil ketujuh gadis tadi tak tidur semalaman. Dengan mata berkantung mereka tetap terus mengerjakan laporan. Di sela-sela itu mereka bersenda gurau agar tak mengantuk. Ada satu gadis di antara mereka yang ingin saya ceritakan. Gadis berkulit putih ini identik dengan mata berkantungnya. Itu yang saya selalu ingat jika harus mendeskripsikan bagian mana dari wajahnya pertama kali. Ya, akibat begadang terus-menerus. Bukan mahasiswa Biologi UGM namanya kalau tidur cepat dan tak begadang, apalagi untuk mahasiswa semester 3 dan 4. Laporan praktikum seabrek selalu menghantui setiap hari. Teringat di benak saya, gadis tadi sering meminta untuk dicubit tangannya di tengah perkuliahan berlangsung agar tak mengantuk. Yang paling saya ingat yakni saat kelas Biokimia. Mungkin memang di saat-saat itu suara dosen terdengar sangat merdu, dan materi ajar di depan kelas terlihat seperti domba yang minta dihitung satu persatu. Ia selalu mengantuk karena begadang semalaman, dan harus kuliah lagi pukul 7 pagi selama 3 jam penuh, dilanjutkan praktikum sampai sore. Pertemuan kami tak hanya di kelas dan di Laboratorium, di Palung (nama markasnya Kelompok Studi Kelautan alias KSK, salah satu organisasi di Fak. Biologi), juga kami sering berinteraksi. Masih ingat ketika itu saya dipercaya untuk mengurus keuangan bersamanya di salah satu acara KSK, Mangrove Replant and Sharing Career Alumni. Jika menyebut sosoknya, selalu terlintas di pikiran saya tentang dia yang memilih masuk ke bidang Mollusca saat di KSK, dia yang suka dengan Mollusca, dia yang suka dengan pantai, dan dia yang suka dengan hal yang berbau dengan laut, namun tak dapat berenang. Dia yang suka pulang bareng, ngerjain laporan bareng, nginep bareng, belajar bareng tiap masa-masa ujian, dia yang suka ketawa ngakak mendengar banyolan si Novita dan Haikal, dia yang suka makan (sangat) pedas, dia yang suka dengan Korea, artis-artis Korea, sampai hafal banyak hal tentang artis-artis Korea, dia yang galak tapi baik hati. Sampai kemudian saya pindah ke kampus ekonomi dan kemudian jarang bertemu dengannya. Terakhir saya bertemu dengannya ketika dia selesai menjalani operasi tumor ganas di RSUP Dr.Sardjito tahun lalu. Selebihnya paling hanya bersapa dan berkabar lewat group Line khusus teman-teman biologi.
Namun kini dia telah pergi. Setahun lebih dia berjuang menghadapi kanker tersebut dengan penuh kesabaran. Meskipun begitu, dia tetap dan selalu ada di hati. Saya masih sangat menyesal mengapa beberapa waktu yang lalu tak jadi-jadi menjenguk dia bersama teman-teman lainnya. Walau waktu itu sebenarnya banyak hal yang sedang saya pikir dan kerjakan juga, tugas-tugas, UTS, pindahan rumah, hal ini dan hal itu. Tak pernah disangka bahwa pada akhirnya menjadi benar-benar tak dapat menjenguknya. Namun siapa yang tahu tentang umur manusia, hanya Allah lah yang Maha Tahu. Sekali lagi saya benar-benar menyesal karena tak dapat bertemu ketika kemarin ini. Tapi sesungguhnya saya tahu bahwa kita telah berjodoh. Berjodoh untuk dipertemukan di Biologi UGM pada 2010. Berjodoh untuk bertemu dan saling mengenal. Terima kasih telah menjadi teman di saat suka maupun duka, terima kasih sudah banyak membantu selama ini, terima kasih telah menjadi teman yang baik.
Mardiah Ayu Nuraini. Semoga amalmu diterima Allah swt, dan segala dosamu diampuniNya. Aamiin..
Buka puasa bersama anak-anak Biologi angkatan 2010
Our memories :’)
Mardiah Ayu Nuraini